Postingan

Tuan Guru Pelupa

Mendulang Doa dalam Tiap hentakan malam... Menawarkan pada mereka wajah-wajah getir penuh tanya yang hampir ber-uban... ber-uban karena tanya tak pernah dijawab dalam dengus dzikir itu... Hanya Risau-risau penuh teka tanpa teki.. Yang kemudian dibawa pulang untuk dipergunjingkan lagi dengan bantal dan guling... Begitu seterusnya sampai mungkin matahari buta oleh tanya-tanya itu... Atau nanti jika sang tikus sudah berpagut dengan para kucing-kucing.. Atau nanti jika Sesembahan kita sudah berbukit-bukit banyaknya disimpan.. Atau barangkali jika sudah para Maling-maling ikut ronda dengan kita.. Sementara Dalam Kamar yang dipenuhi parfum dari Mekkah.. Dia lagi mengapung dalam mimpi-mimpi merah jambu.. Karena tadi kelelahan menghitung kumpulan doa dalam kiasan-kiasan yang tadi dilantunkan... Kiasan-kiasan itu sudah lama berakar dan tak mungkin mati... Dia Tertidur Pulas dalam pongah dan polah yang puas. Yang puasnya berkeranjang keranjang banyaknya... Karena tadi sudah yakin benar pengajian

Janjiku Di Hariku

Detik waktu telah berlalu dari hariQ, sebuah renungan mulai rasuki setiap rongga dalam fikirQ. Mengenang setiap peristiwa dalam masa laluQ, kesalahan yang telah Q lakukan dalam tindakanQ, kegagalan dan kesiaan dalam segala kesempatanku, kasih sayang yang telah Q abaikan dalam perasaan yang diberikan Tuhan kepada setiap orang yang mengetahui tentangku, cinta yang terlalu ku harapkan namun telah membuatku rapuh dan akhirnya membuatku benar - benar terpuruk dan menutup semua mata hatiQ... Salahkah? Benarkah? Patutkah? Burukkah? semua pertanyaan itu kini hadir dalam fikiranQ, mengingat semuanya memang hal yang tak mudah... banyak sesal yang perlahan demi perlahan muncul dan membagi semua konsentrasiQ... Tapi semuanya takkan pernah terulang dan takkan bisa Q goreskan ulang dalam tinta takdir yang telah berlalu dan telah tertulis ditangan sang Pencipta yang telah memberikanku kesempatan dalam merasakan fana dalam kehidupan yang batasnya takkan pernah terukur mata, hanya sang wak

Ketika Mimpi Tertutup Mimpi

Hanya angan yang terkenang saat rasa terlampaui tertutup dengan duri dan perih Entah berawal dari apa dan berasal dai mengapa yang kan sulit tuk ku renungkan, bahkan membayangkan sedikitpun tak mampu rasanya Sebuah perjalanan yang terkadang membuatku tegar tuk menopang kehidupan Namun tak terkadang menjadi cerita yang terasa terlalu rumit tuk ku terus merasakan perih Ingin menyerah rasanya, tapi terlalu jauh tuk ku berhenti Sudah terlampaui rasa dihati kian menyeruak dalam detak dan detik waktu membingungkan Dan mataku pun kini sudah tak mampu lagi menatap masa depan tak pernah terlihat dimana ujung keberadaannya Hingga aku merasa cukup tuk tetap menapaki dunia ini dan ingin menghilang sampai dunia ini tergantikan dengan mimpi Yang semuanya tak pernah pasti dan tak pasti, hanya angan tanpa ketenangan Bahkan kini semua terasa bukan apa apa Diriku, hidupku, keberadaanku hanya sakit yang membuat sakit Tak hanya sakit yang sekedar cukup untukku, bahkan insan

Harapan dalam Kesendirian

Masih saja termenung dalam renungan yang kesekian kalinya terasa tetap sama Walau terkadang raga dan fikir tak lagi terbedakan karena dunia tampak serupa Sama dan sama hingga memang sama sampai akhirnya sama saja Bagiku dan semua tentangku, dengan titik yang menitikkan air mata hingga tergenang bersimbah dalam tundukku Ku hanya ingin sebuah kesederhanaan dalam jalanku tak perlu terlalu indah, namun ku juga tak ingin terlalu terperangah Jika kesendirian adalah jalanku mungkin dalam sesaatku ku akan temukan waktuku Hanya tak ingin saja rasanya menjadi tak berarti dalam sendiri menyendiri Dan saat ku temukan jalan lainku mengapa hanya ada ambang kesendirian yang merajai Padahal ku mulai merasa berarti di antara rana ku yang baru Menjaga, memberikan segala yang aku bisa karena ku tak ingin terpisah dengannya Sampai asa dan rasapun telah ku percayakan semua untuknya Tak tersisa dan hanya menyisakan raga yang berjalan diluar jangkauan waktuku Walaupun adanya ku sendiri, tapi ku tak akan perg

Akankah Kan Ku Mengerti

Gambar
Saat kau berjalan di atas awan beralaskan asa Mengukir kenangan di hamparan langit indah yang kau rasa adalah taman mimpimu Sanggupkah kan kau tundukkan wajah mu melihat sebuah kebenaran jauh ada di sela bumimu Ataukah takkan lagi terperdulikan sebagai masa di antara masa berlalu terhalau kenangan mu Dan saat itu aku, masih saja ku berada pada likuan jalan ku sendiri Mencari terang dan di temani sepi yang asingkan ku dari tatapan ku semakin sayu Sampai bintang pun kan enggan di sandingkan sang bulan tuk rajut alam malam dengan nyanyian kesedihan Hanya menunggu kau kan hampiriku dan tuntunku di pemberhentian waktuku sampai saat itu menanti saat kan terjadi ... Entah, jauh itulah yang kurasakan Sampai kapankah jauh itu kan mendekat Hanya ilusi lah yang mampu satukan langit dan bumi Saat fikir dan rasa terhalang logika Dan saat itu pula sendiri kan menyendiri jauh di antara hati dan mimpi sampai ku tersadar bahwa aku bukan lagi aku Aku pun hanya mampu bertanya Sosok jiwa dalam rasa mas

Kapankah?

Kan selalu berjalan seperti inikah hidupku Berada dalam kesunyian dan kesendirian Kadang yang ingin buatku menyerah dan terpuruk Bimbang, bingung itulah kurasa Sesaat ku merasa bahagia, tapi entah tanpa ada batasan waktu membuat ku terus bertanya Tentang arti dari jiwa, asa, dan rasa Masa ini, tentang langkah ku saat ini Masa depan, semua impian dan cita - cita ku yang terisi dengan kekosongan, dan kekalahan serta kesalahan Dan masa lalu, hariku dimasa itu yang terbawa sampai saat ini Kesakitan yang menjadi bomerang buatku Lubang penggerogot semua tentang ku Jalan yang terpilih tuk orang orang ku sayangi tuk tinggalkanku Tidak hanya saat ini, tapi telah berulang kali Sampai aku menyerah karenanya Dan kala nanti semuanya telah tiada Aku pun tak segan tuk selamanya, Pergi dengan tenang dalam bingung tak terketahui sesiapapun Sampai masa lalu tak ada Sampai aku pun ikut terserta tiada Dengan kata maaf tergerai dari setiap jejakku Untukk

Sebuah Asa Satu Cerita

Kekosongan yang ada dalam teriak hirup pikuk waktu sunyi tak terdengar merdu kabulkan pualam nada demi rasa perlahan menggema Iringkan takdir tertulis dendangkan irama asa melewati jiwa Hanya satu , satu tersisa , satu dan satu cerita Tawa ... coba raup melodi indah birama menggema dalam tak tik tuk derap langkap nafas terhembus semilir banyu diantara bayu merona yang semakin terpuruk menjauhi rongga - rongga jiwa Menghilang dalam sebuah harap , sebuah asa tertera Andai , andai ada perulangan dalam masa Akankah pencipta mampu menunda perkataan terucap Ataukah sang peristiwa mampu batalkan kisah yang sudah jelas terlahap Hanya , hanya saja biduk angkasa pun tak mampu lagi melihat Hingga , dan hingga semuanyapun hanya terkenang Dalam ingat sebuah era.... Dan kini lentera menyala terangkan raut tertunda berikan warna , berikan jawaban tentang cerita dunia tentang hal terlupa dan dilupakan ..