Tuan Guru Pelupa
Mendulang Doa dalam Tiap hentakan malam... Menawarkan pada mereka wajah-wajah getir penuh tanya yang hampir ber-uban... ber-uban karena tanya tak pernah dijawab dalam dengus dzikir itu... Hanya Risau-risau penuh teka tanpa teki.. Yang kemudian dibawa pulang untuk dipergunjingkan lagi dengan bantal dan guling... Begitu seterusnya sampai mungkin matahari buta oleh tanya-tanya itu... Atau nanti jika sang tikus sudah berpagut dengan para kucing-kucing.. Atau nanti jika Sesembahan kita sudah berbukit-bukit banyaknya disimpan.. Atau barangkali jika sudah para Maling-maling ikut ronda dengan kita.. Sementara Dalam Kamar yang dipenuhi parfum dari Mekkah.. Dia lagi mengapung dalam mimpi-mimpi merah jambu.. Karena tadi kelelahan menghitung kumpulan doa dalam kiasan-kiasan yang tadi dilantunkan... Kiasan-kiasan itu sudah lama berakar dan tak mungkin mati... Dia Tertidur Pulas dalam pongah dan polah yang puas. Yang puasnya berkeranjang keranjang banyaknya... Karena tadi sudah yakin benar pengajian